Kamis, 17 Januari 2013

TARI GENDING SRIWIJAYA

Tari Gending Sriwijaya adalah tari penyambutan dari Kota Palembang. Tari ini melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima kunjungan tamu yang diagungkan. “Tepak” yang berisi, kapur, sirih, pinang, dan ramuan lainnya dipersembahkan sebagai ungkapan rasa bahagia. Tari Gending Sriwijaya Tarian Gending Sriwijaya merupakan tari adat masyarakat Sumatera Selatan yang mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu. Tarian ini bertujuan menyambut tamu istimewa yang bekunjung ke daerah, seperti kepala negara, kepala pemerintahan dan pihak mempelai besan dalam perayaan perkawinan. Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, Paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder. Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal terkadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Dahulu kala persembahan Sekapur Sirih ini menurut dilakukan oleh putri Sultan atau bangsawan. Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya. Tari Gending Sriwijaya dan lagu pengiringnya, diciptakan tahun 1944 untuk mengingatkan para pemuda bahwa para nenek moyang adalah bangsa besar yang menghormati persaudaraan dan persahabatan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. • Penari Gending Sriwijaya seluruhnya berjumlah 13 orang terdiri dari : • • Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih), • • Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak), • • Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga kiri), • • Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria), • • Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya, • • Dua orang pembawa tombak (pria). Lirik Lagu Gending Sriwijaya Di kala ku merindukan keluhuran dahulu kala Kutembangkan nyanyian lagu Gending Sriwijaya Dalam seni kunikmati lagi zaman bahagia Kuciptakan kembali dari kandungan Sang Maha Kala Sriwijaya dengan Asrama Agung Sang Maha Guru Tutur sabda Dharmapala sakya Khirti dharma khirti Berkumandang dari puncaknya Siguntang Maha Meru Menaburkan tuntunan suci Gautama Buddha sakti. Borobudur candi pusaka zaman Sriwijaya Saksi luhur berdiri teguh kokoh sepanjang masa Memahsyurkan Indonesia di benua Asia Melambangkan keagungan sejarah Nusa dan Bangsa Taman Sari berjenjangkan emas perlak Sri Kesitra Dengan kalam pualam bagai di Sorga Indralaya Taman puji keturunan Maharaja Syailendra Mendengarkan iramanya lagu Gending Sriwijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar