BAB VI. Keteladanan Rasulullah
Periode Mekkah
- Kehidupan Masyarakat Jahiliyah di Mekkah
Muhammad di lahirkan di kota Mekkah, yaitu pada hari Senin tanggal 12
Rabiul Awal tahun Gajah atau pada tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Muhammad
adalah keturunan Bani Quraisy. Ayahnya bernama Abdullah Bin Abdul Mutalib,
sedangakn ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab. Nabi Muhammad dilahirkan
tanpa ayah disisinya, dan juga dilahirkan di tengah-tengah masyarakat
Jahiliyah. Pada zaman itu manusia tidak menggunakan akal pikirannya untuk
melakukan sesuatu. Wanita dianggap sebagai makhluk yang tak berharga, bahkan
setiap bayi perempuan yang di lahirkan harus di bunuh. Mereka menganggap bahwa
berhala adalah Tuhan mereka. Diantara nama-nama berhala yang mereka sembah
antara lain Hubal, Latta, Uzza, dan Munat. Hubal adalah berhala yang terbesar,
sedangkan Latta adalah berhala yang tertua. Disamping menyembah berhala,
masyrakat jahiliyah juga menyembah malaikat dan binatang seperti yang dilakukan
kaum Sabi’in.
- Muhammad Menerima Wahyu
Muhammad yang kehidupannya dikelilingi oleh berbagai kesesatan jiwanya
menjadi tidak tenang. Muhammad juga sering mendengarkan percakapan orang-orang
tentang berhala. Melihat kejadian tersebut, Muhammad kemudian terpatri tekad
yang kuat untuk mencari kebebasan Hakiki. Ia pergi menjauh dari kota dan
mengasingkan diri dari keramaian. Ia pergi ke sebuah puncak di Gunung Hira’,
yang bernama Gua Hira’.
Hari demi hari, keinginannya untuk mencari kebenaran semakin kuat. Setelah
bertahun-tahun mencari kebenaran, akhirnya Muhammad mendapat petunjuk (wahyu)
pertamanya di dalam mimpi.
Tercantum dalam Surat Al-Alaq ayat 1-5 :
1. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
2. خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
3. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
4. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
5. عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَ
Artinya : 1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan
- Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah
- Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia
- Yang mengajaar manusia dengan pena
- Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam Surat Al –
Mudassir ayat 1-7 :
يَاأَيُّهَا
الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيَابَكَ
فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5) وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6)
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7
Artinya :
Wahai yang
berselimut. Bangkitlah dan berilah peringatan, Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan
pakaianmu bersihkanlah. Dan dosa mu, tinggalkanlah. Dan janganlah memberi untuk
memperoleh yang banyak. Dan hanya kepada Tuhanmu saja, maka bersabarlah.``
Dalam Surat
Ad-Duha ayat 1-11 :
1 وَالضُّحَى
Demi waktu matahari
sepenggalahan naik,
2 وَاللَّيْلِإِذَا سَجَى
dan demi malam apabila
telah sunyi,
3 مَاوَدَّعَكَرَبُّكَوَمَا
قَلَى
Tuhanmu tiada
meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu,
4 وَلَلْآخِرَةُخَيْرٌلَّكَ
مِنَالْأُولَى
dan sesungguhnya akhir
itu lebih baik bagimu dari permulaan.
5 وَلَسَوْفَيُعْطِيكَرَبُّكَفَتَرْضَى
Dan kelak Tuhanmu pasti
memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
6 أَلَمْيَجِدْكَيَتِيمًافَآوَى
Bukankah Dia mendapatimu
sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7 وَوَجَدَكَضَالًّافَهَدَى
Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
8 وَوَجَدَكَعَائِلًافَأَغْنَى
Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9 فَأَمَّاالْيَتِيمَفَلَاتَقْهَرْ
Adapun terhadap anak
yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
10 وَأَمَّاالسَّائِلَفَلَاتَنْهَرْ
Dan terhadap orang yang
meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.
11 وَأَمَّابِنِعْمَةِرَبِّكَفَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat
Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).
2. Ajaran
Rasulullah saw. Periode Mekkah
Ajaran Rasulullah periode Mekkah
yang harus didakwahkan oleh Rasulullah saw. Diawal kenabiannya adalah :
- Ajaran mengenai KeEsaan Allah swt.
- Ajaran Mengenai hari kiamat sebagai hari pembalasan
- Ajaran mengenai kesucian Jiwa
- Ajaran Mengenai persaudaraan dan Persatuan.
3. Profil dakwah
Rasulullah saw. Pada periode Mekkah
- berdakwah dengan sikap lemah lembut
(QS. An-Nahl : 125) :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ
عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (125)
artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.
- Berdakwah kepada keluarga dan karib kerabat terdekat
(QS. Asy-Syu’ara: 214) :
وَأَنذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْأَقْرَبِيْنَ، وَاخْفِضْ
جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ {الشعراء : 214-215}
Artinya : "Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang
yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman."
- Berdakwah dengan sikap perilaku jujur dan amanah
- Berdakwah dengan sikap sabar dan tawakal
- Berdakwah dengan sikap tasamuh (toleran)
(QS. Al-Kafirun : 1-5) :
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿١﴾ لَآ أَعْبُدُ
مَا تَعْبُدُونَ ﴿٢﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٣﴾ وَلَآ أَنَا۠
عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ﴿٤﴾ وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ ﴿٥﴾ لَكُمْ
دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ ﴿٦
Artinya : 1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir
2). Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
3). Dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4). Dan aku
tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5). Dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6). Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku
- Startegi dakwah Rasulullah Periode Mekkah
- Disampaikan secara sembunyi-sembunyi
Dalam kisah permulaan dakwah Rasulullah s.a.w.,
baginda memulainya dengan berdakwah secara sembunyi iaitu dakwah kepada
orang-orang terdekat dengan baginda. Bemula dengan keluarga baginda, kemudian
sahabat, dan seterusnya orang-orang baik yang dikenalinya. Mereka mengetahui
bahawa Rasululullah s.a.w. adalah seorang yang baik, jujur, dan amanah. Oleh
yang demikian, seruan dan ajakan baginda mendapat sambutan positif daripada mereka.
Merekalah merupakan golongan yang terawal memeluk Islam yang tertulis dalam
sejarah Islam dikenali sebagai As Saabiqun al Awwalun (generasi pertama memeluk
agama Islam). Orang pertama yang masuk Islam adalah istri Nabi Muhammad saw.
Yaitu Khadijah Binti Khaulid.
- Disampaikan secara terang-terangan
Rasulullah saw. Menyampaikan dakwah secara
terang-terangan setelah mendapat wahyu dari Allah swt. Agar melaksanakan dakwah
kepada manusia secara terbuka.
(QS. Al-Hijr : 94) :
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ
الْمُشْرِكِينَ
Artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara
terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik.
- Reaksi Kafir Quraisy Terhadap Tersebaranya Islam
Selain mendapat reaksi keras dari Abu Lahab,
dakwah secara terang-terangan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Mendapat
reaksi cukup keras pula dari para pemuka dan tokoh Quraisy lainnya seperti Abu
Jahal, dan Umar Bin Khattab. Hal ini membuat Abu Lahab, Abu Sufyan dan bangsawan-bangsawan
Quraisy terkemuka lainnya yang mendustakan kenabian Muhammad merasa bahwa
Ajaran Muhammad merupakan bahaya besar. Mereka Pun berencana menyerangnya.
Mereka terus berdebat tentang kerasulan Muhammad. Akhirnya wahyu yang datang
kepada Muhammad menjawab debat mereka.
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا
إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ
مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ
لِقَوْمٍ يُؤْمِنُون
Artinya : Katakanlah: "Aku tidak berkuasa
menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali
yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku
membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan.
Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi
orang-orang yang beriman".
- Meneladani Dakwah Nabi Muhammad saw. Dan para sahabat di Mekkah
1. Disampaikan
dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah
lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
2. Rasulullah saw.
Memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat. Hal ini tercermin dalam sebutan
para pengikutnya yakni dengan sebutan “sahabat”. Cara seperti ini menimbulkan
rasa simpati yang luar biasa karena di dalam islam benar-benar diterapkan
kesetaraan.
3. Rasulullah saw.
Selalu bersama para sahabat-sahabatnya, baik dalam keadaan suka maupun duka.
4. Rasulullah dan
para sahabat sangat tabah dan teguh dalam berdakwah, meskipun menghadapi
cercaan dan siksaan yang luar biasa dari kaum kafir Quraisy.
5. Dalam Mendukung
dakwah Rasulullah, para sahabat mengorbankan tenaga, harta, jiwa dan raga
dengan sepenuh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar